Jumat, 19 Mei 2017

Cinta Dalam Diam by Muhammad Andri Apriadi Sani

Cinta Dalam Diam

Mungkin inilah kalimat yang tepat untuk mendeskripsikan rasaku padamu. Seperti sebuah lilin mungkin terangku tak mampu membuatmu melihat kearahku. Aku bagaikan sebuah figura yang mungkin tak pernah kau anggap.
Sedih ?? pasti, lebih dari itu aku merasa sakit.
Jika kebanyakan orang bertanya, tentu saja dengan linangan airmata aku menjawab.
Jangan kau tanyakan seberapa sakit yang aku rasa ketika kau bahagia bersamanya sekuat apapun aku mencoba untuk iklas tapi maaf aku hanyalah manusia biasa.
Sudah lama ingin ku tepis semua tentangmu melupakan semua rasa yang tumbuh di dalam hati, tapi dengan seenaknya kau masuk seolah memberi harapan lalu kau campakan aku saat aku berharap lebih padamu.
Jujur ining ku pupuk rasa benci ku padamu agar rasa ini segera sirna tapi lagi dan lagi aku tak mampu rasa sayangku terlalu kokoh dan kuat untuk merobohkan rasa benciku.
Sekarang secara perlahan aku belajar untuk melupakanmu, jangan pernah kau ketuk hatiku yang perlahan untuk menghapusmu, jangan kau beri lagi harapan dan perhatian semu.
Jika melihat senja bisa menghapus tentangmu akan kulakukan itu,
Jika melihat pelangi bisa membaut lukaku akan ku lakukan itu, dan jika memandangmu bersamanya membuatmu bahagia aku bisa apa ?

Dan kini aku ingin berdiri tanpa melihatmu sekalipun, jikapun itu terjadi aku hanya ingin lepas darimu, lepas dari bayang-bayangmu yang terus membelengguku, aku ingin terlepas dari fatamorganamu dan mencari cinta sejatiku.

Sadarkah kamu sikap dan tingkahmu itu menyakitiku, aku sadar cahayaku tak mampu membuatmu melihatku, bagaikan cahaya rembulan dan cahaya lilin itulah aku dan dirinya, pesonanya begitu kuat menarikmu sampai kau tak bisa berpaling darinya.

Segala usaha dan kerja kerasku tak pernah kau lihat, senegitu hebatkah mantra cintanya padamu?? sampai akhirnya akupun sadar memang tak ada ruang sedikitpun untukku. jangankan ruang yang spesial dihatimu mengetuk pintu hatimupun aku tak mampu.

Sudahlah mungkin saatnya aku harus rela melepas, entahlah kata ini tepat atau tidak karena aku sama sekali tak pernah memilikimu, jangan tanyakan keberadaan dan bagaimana rasaku saat ini, kumohon !! terlalu sakit rasanya.
Aku ingin bebas darimu, bebas dari bayang-bayangmu dan aku ingin mencari orang yang ingin berjuang bersamaku.
Sudahla terlalu penat dengan semuanya, hingga aku tak bisa berbuat apa-apa. saat ini aku ingin perlahan menjauh darimu bukan untuk membecimu namun aku ingin melupakanmu dan mengubur semua rasa cintaku padamu. aku tak tahu seberapa lama waktu itu tapi aku akan berusaha. mengurangi intensitas pertemuan kita dan perlahan menjauh darimu.
Jika rasa benci ini bisa membunuh rasaku maka akan kulakukan itu padamu, tapi lagi dan lagi rasa benciku kalah dengan rasa sayangku.
Haruskah aku bertanya pada angin malam untuk melupakanmu ??
Ataukah cahaya rembulan yang mampu mengalihkan duniamu ??
Haruskah aku menghapus memori yang telanjur terekam di hati ini ??

Aku ingin lepas darimu dan tolong pergilah menjauh dariku, kau orang yang egois yang pernah aku kenal disaat aku berjuang melupakanmu kau kembali mendekatiku.
aku tak paham maksudmu, kau anggap apakah aku ini??

Lelah, aku lelah terus berpura-pura, aku menjadi pengagummu aku lelah !!!
ku mohon pergilah, bahagialah kau bersama cahaya rembulanmu dan lupakan aku, aku hanya lilin yang akan padam dengan sendirinya, mersakan sakit sendirian , tak mengapa bagiku, harapanku semoga aku bisa menjadi terang untuk orang yang mencintaiku dan akupun mencintainya seperti kamu dan dia.

Harapan yang sangat sederhana semoga nanti aku bisa menikmati indahnya pelangi bersamanya meskipun aku tak tahu kapan itu terjadi, tapi aku percaya akan ada cinta yang tepat untukku bukan cinta dalam diam atau cinta betepuh sebelah tangan.

Kamis, 18 Agustus 2016

tanpa judul haha

angin malam seolah membawa berita kepadaku, perlahan lahan helaan nafas ini semakin memburu. oke sejenak aku menutup mata berharap dapat menenagkan semua kegundahan di hati. apakah ini akan berakhir setelah semua yang telah kita bangun. apakah kita harus menyerah setelah berbagai panjang perjalan kita. akankah aku kalah setelah cucuran keringat ini mulai mengering.
lagi dan lagi aku tertunduk dan terdiam, sudahlah sepertinya memang skenario Tuhan adalah jalan yang paling tepat, bukan menyesal ataupun meratap, mungkin kita terlalu fokus pada keinginan kita sampai kita lupa jika komitmen kita harus terpisah. mungkin ini salahku yang terlalu percaya sampai aku lupa jika kamu mengharapkan sesuatu yg lebih padaku.
Maaf jika aku tak bisa menjadi seperti yang kau mau, semoga kau mendapatkan yang lebih indah dariku, yang mampu membuatmu lebih bahagia. 
lihatlah bintang di malam hari jika kau merasa sepi, tapi aku berharap kau tak mengalami hal itu seperti dulu. lihatlah mentari pagi yang bersinar cerah, dan jadilah seperti itu.

jangan takut aku terluka, semua akan baik-baik saja. aku akan tetap menjadi pelangi setidaknya untuk diriku sendiri. 
aku masih seperti ini menjadi orang yang akan berjuang untuk mimpiku, kamu percaya jika aku takkan rapuh dan luka karena itu.
biarlah semuanya terangkainindah dalam memori yang akan ku rekam, jangan khawatirkan diriku tapi carilah kebahagiamu.
aku akan tetap tersenyum walaupun tanpa dirimu

Selasa, 12 Juli 2016

Apakah Ini Cinta Ataukah Hanya Rasa Suka By Muhammad Andri Apriadi Sani

Seperti sebuah hujan hadirmu seolah memberikan sebuah harapan baru di tengah kekeringan, sosokmu yang bersahaja dan senyummu yang biasa. Entahla, kamu terlalu kuat untuk mengikatku dalam pesonamu. Kau hadir dikala keringnya hati ini, kau datang memberikan kesejukan di tengah panas yang menerpa.
Hadirmu memberikan warna berbeda dalam hidupku, dari sikap dan caramu yang misterius membuat aku semakin ingin dan ingin mengenalmu lebih dalam lagi. Mungkin aku tengah di mabuk asmara atau memang hanya sebuah rasa suka.
Sungguh kamu bukanlah orang begitu memilatku di awal pertemuan kita, mungkin benar setelah melewati berbagai proses akhirnya rasa ini mulai tumbuh. Jujur aku sendiri belum tahu dan mengerti dengan rasa ini, sungguh aku tak ingin tergesa-gesa atau salah dalam melangkah.
Kau datang dengan berjuta pesona yang bisa kau tebarkan kepada siapapun mungkin aku termasuk orangnya, dari sikap manismu dari kemisteriusanmu dan dari caramu memadangku aku sungguh tak bisa mengerti dan paham. Aku tak mau terlalu melambungkan asalu padamu, sakit jika aku harus kecewa. haha aku tertawa lirih melihat tingkah bak abg yang masih belia
Hai kamu!!
Sosok yang selalu menganggu setiap tidur malamku, tahukah kamu jika setiap malam namamu selalu ku sebut agar selalu hadir dalam mimpiku. Hai kamu !! tahukah kamu jika aku selalu berharap bisa mengikis rasa rinduku dan rasa cintaku lewat angin malam, berharap kamu dapat tahu.
Sungguh aku tak memiliki ekspektasi yang tinggi agar kau dapat membalasnya, hanya ingin kau tahu jika aku seorang manusia biasa yang mengagummimu dari sini.
Wahai kamu !! aku hanya mampu menatapmu dari kejauhan hanya mampu menatapmu dan memangdang kagum terhadapmu. Harapanku cuma satu semoga suatu saat kamu akan mengerti, aku tak mau melangkah terlalu jauh, jujur aku sendiri masih belum tahu apakah rasa ini akan semakin kuat atau semakin lemah seiring berjalannya waktu. Aku hanya ingin selalu didekatmu dan berada di sampingmu. Memberikan warna berbeda dalam hidupmu aku ingin menjadi arti yang berbeda untukmu.
Malam ini, lewat sebuah tulisan singkat ini aku berharap bahwa kau tahu bahwa aku ingin selalu di dekatmu.

Senin, 23 Mei 2016

Sepenggal Kisah Manis di Kota Rantauan

Akhirnya, setelah sekian lama saya tidak memposting di blog ini, kali ini saya akan memposting blog tercinta ini hehe.
Banyak hal yang membekas di dalam sanubari saya, dari sanalah saya banyak belajar tentang arti nya hidup, belajar menjadi pribadi yang tangguh yang siap menghadapi berbagai rintangan kehidupan.
Satu tahun setengah bukan waktu yang singkat bukan pula waktu yang lama, namun saya menikmati setiap proses, beradaptasi menemukan berbagai karakter yang baru hingga belajar memahami sosok orang-orang yang berbeda latar belakang membuat saya belajar untuk bertoleransi dan menghargai satu sama lain.
di EOB3 production saya bertemu keluarga baru, keluarga yang amat berharga, keluarga yang sangat welcome terhadap saya, keluarga yang banyak memberikan warna dan mengisi hari-hariku di sana. hal yang paling terasa adalah ketika saya memutuskan untuk hijrah dari kota rantauan ke kota kelahiran ku.
bagaimanapun keluarga dan kota kelahiranku memberikan banyak cerita dan sejarah dalam hidupku. meskipun berat dan sdih tapi inilah konsekuensi yang harus saya pilih.
saya bersyukur disatu sisi begitu banyak teman-teman yang merasakan kehilangan saya, berat rasanya ketika berucap kata pisah kepada mereka. lagi dan lagi saya harus menguatkan hati jika inilah pilihan yang terbaik.
banyak hal yang ingin saya raih dan saya impikan. meskipun saya tidak tahu bagaimana saya menjallani hari-hari saya di tempat kerja yang baru tapi setidaknya aku bersyukur ketika bertemu orang-orng di tempat kerja yang baru sambutan mereka tak kalah hangat di di tempat yang lama.

sepenggal kisah di kota rantauan
aku hanyalah seorang anak yang sederhana, yang belajar menapaki hidup yang baru
aku hanyalah seorang yang sederhana yang belum tahu sekeras dan sekejam apa dunia di luar
aku hanyalah seorang yang sederhana yang memulai dari sebuah doa orang tua untuk belajar dan mengembangkan diri agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
sepenggal kisah di kota rantauan
terimakasih atas hal yang sangat berharga
terimakasih atas segala pembelajaran hidup ini
terimakasih atas keluarga baru teman-teman yang sangat baik dan selalu berusaha untuk menjagaku.




terimakasih keluarga baruku yang telah mengukir kisah di dalam hatiku, kalian bukan hanya memberikan kesan yang berharga tapi juga memberikan banyak pembelajaran hidup, terimakasih atas segala cerita pengalaman hidup kalian, semoga kita tetap bisa menjalin silahturahmi dan kita bisa sukses kedepannya
:)

Selasa, 15 Maret 2016

Menanti Asa Di Ujung Mentari

By Muhammad Andri Apriadi Sani

Seperti berada di demensi lain kala melihatmu tersenyum bahagia, segala rasa yang membuncah didalam dada seakan menguap entah kemana ketika sorot matamu menatapku begitu tajam. "Tuhan kenapa aku begitu gugup dan terlihat bodaoh didepannya" hatiku berucap. Lagi dan lagi senyum itu menghiasi wajah indahnya, tanpa perlu di poles apapun ia terlihat indah dengan kesederhanaanya. ku pandangi sekali lagi sosok yang mampu menggetarkan rasa di dalam dada ini, dengan senyum yang makin ku tekadkan untuknya. Bak gerakan slow motion seketika senyumku sirna, tekadku hancur dan wajahku pias seketika. Melihat ia bergandengan tangan dengan sosok yang lain. Sosok yang jauh lebih dari segalanya. "Ahhhh" desaku pelan. Pandanganku masih terpaku melihat sosok mereka yang berjalan hingga punggung keduanya hilang tertelan belokan jalan.

Kuamati kerlipan bintang di malam hari, satu, dua, tiga begitu lancarnya jemariku menghitung bintang yang bertebaran di langit.
"Seperti orang gila kamu?" ucapan ketus darimu menyadarkan lamunanku.
Ku pandangi sosok itu, "Kemana saja kamu tadi?"
Ia tersenyum bahagia, seperti larut dalam imajinasinya aku hanya menghela nafas dan beranjak meninggalkannya. "Mau kemana, aku manu cerita" matamu berbinar
Aku terdiam dan terpaku mendengar setiap kata yang terucap dari bibirmu, terkadang kamu tersenyum dengan malunya, bahkan kamu juga mengebu-gebu untuk bercerita panjang lebar kepadaku. "Aku beneran suka sama dia And" tatapmu lekat padaku.
"Lakukan apa yang membuatmu bahagia, karena setiap orang berhak untuk bahagia" aku memberi jeda pada kalimatku.
"Termasuk kamu?" potongmu cepat, hanya seulas senyum yang ku berikan.
Kami diam sesaat mencoba mencerna segalakebisuan yang ada.
"Pernahkah kamu merasa menunggu orang yang begitu ingin kamu harapkan" kupandangi sosoknya
ia menatapku aneh. "Aku gak ngerti maksud mu And, terlalu banyak teka-teki yang kamu buat" ucapmu pedas.
"Sudahlah aku mau pulang dulu" kamu pergi meninggalkanku dengan kesunyian.
sekarang aku hanya sendiri menatap bulan yang bersinar bersama bintang-bintang, sudahlah mungkin malam ingin menyampaikan padaku bahwa setelah pekatnya malam akan ada terangnya mentari. aku akan tetap menunggu mentari, menanti asa hingga semua terjawab sudah.

****

NB: Hanya sebuah tulisan yang belum tau mau diapakan.

Senin, 04 Januari 2016

sweet moment

Sweet moment ketika kamu dapat berkumpul bersama orang-orang tercinta, tak perlu dengan sesuatu hal yang wow dan mewah, ketika kita tertawa dan tersenyum bersama. Mungkin benar kata orang obat mujarab untuk menghilangkan kepenatan dan beban. Berkumpul bersama orang-orang tercinta. Bahagia rasanya bisa melihat dan merasakan kebahagiaan ini, terbelenggu dalam batas waktu yang cukup lama. Terpisah oleh jarak dan ruang dan waktu setidaknya mengajarkan aku untuk tetap survive dan belajar untuk menyesuaikan keadaan yang baru. Ketika aku sekembalinya disini setidaknya mengobati lara yang ada, terimakasih Tuhan telah menghadirkan keluarga dan semua  orang yang berarti dalam hidupku.
Melihat  senyum dan tawa mereka mengajarkan saya bahwa sebanyak apapun materi yang kita punya, setinggi apapun pangkat yang kita terima, tak bisa mengalahkan rasa kebersamaandan rasa kekeluargaan.
Terimakasih Ya Rabb kau berikan banyak hal yang berarti dalam hidupku, meskipun terkadang aku kurang pandai bersyukur, tapi engkau tak pernah lelah dan bosan memberikan banyak nikmat kepadaku. Tuhan terima kasih atas segala hal yang kau berikan terhadapku, kasihmu bagaikan air yang terus mengalir tanpa pernah lelah engkau terus mengasihi diriku. Terima kasih Tuhan kau berikan keluarga yang luar biasa untuk diriku, keluarga yang luar biasa, selalu memberikan semangat dan memberikan tawa dikala senang maupun aku sedih.
Dari sini aku belajar mau sesukses apapun kita pada akhirnya kita akan kembali kepada keluarga kita, begitupun sebaliknya saat kita gagal orang yang pertama mengengam tanganku. Keluargalah orang yang pertama memeluk dan merangkulku. Akupun tak tau seperti apa dan bagaimana kedepannya tapi aku percaya jika engkau sangat memberikan yang paling terbaik untukku.

Jumat, 01 Januari 2016

hanya sebuah tulisan

prosesku masih sangat panjang, entahlah bagaimana nanti aku menjalani semua ini. bukanya aku menyerah dengan keadaan hanya saja terkadang aku telalu lelah. semangat yang melambung tinggi kadang harus sirna ketika kondisi fisik yan tak memungkinkah. Tuhan apakah aku mampu berlari dan mengekar semja mimpiku??
apakah aku sanggup berlari mengejar sang matahari??
apakah aku sanggup berdiri dengan bangga sambil mengepalkan tanganku dan berkata akhirnya semua yang aku kejar selama ini berhasil.
bukan untuk pamer atau membanggakan diri namun lebih ingin membahagiakan kedua orangtua dan keluarga. 
bukankah setiap orang berhak untuk bermimpi setinggi langit dan sebesar apapun itu.
aku tak pernah bosan untuk berproses karena aku yakin dari proses yang baik dn sangat terstrukur akan menghasilkan hasil yng baik. memang semua balik lagi ke kuasa Tuhan. bukankah Tuhan juga berkata aku tak kan mengubah suatu kaumku jika ia tak merubahnya. darisanalah keyakinanku bermula bahwa segala sesuatu yang kita inginkan harus di serta dengan kerja keras dan terus belajar tanpa melupakan doa dan meminta pada Tuhan.
kini perlahan namun pasti aku ingin menikmati proses itu entah sampai kapan. yang pasti aku akan terus dan terus berjuang,berkarya dan terus berkarya. semoga semua proses ini akan menjadi halyang lebih baik. amin